Wednesday, July 11, 2018

Yang Lebih Baik Dari Hari Ini

Dalam mimpiku,
kita duduk bersebelahan.
Dalam diam, dengan tenang;
menikmati petikan gitar syahdu lagu-lagumu.

Matamu terpejam lelah.
Seperti kantuk telah penuh di pelupuk mata.
Dan aku seperti orang buta yang belum pernah melihat,
dengan hanya dua tangan ini ingin membacamu hingga tuntas.

Kampas rem jariku mungkin sedang habis,
sudah lama belum kuisi.
Tiap-tiap ujungnya jadi seakan-akan haus
untuk menyentuh tiap sudut-sudut wajahmu.

Telunjukku bergerak pelan menyisir tiap inci rambut-rambut alismu.
Bergerak turun ke pelipis, pelan dan melayang.
Giliran ibu jari yang ngotot minta bagiannya.
Dengan sedikit gemetar, menyentuh bulu matamu.
Bergerak turun ke pipi, berlari ke hidung.

Lalu jari-jari yang lain pun begitu.
Bergantian menghafal wajahmu seakan-akan aku tidak akan lagi melihatnya.
Bibirmu melukis senyum kecil ketika kusentuh kumis tipismu yang hanya di ujung.
Dan benar kata orang-orang, senyuman menular.
Hangatnya senyumanmu seakan memenuhi paru-paruku hingga sesak.
Seperti bunga-bunga tumbuh dalam sekejap, 
atau sederhananya hangat sesloki anggur merah orang tua.

Di tengah membacamu, aku tertegun beberapa kali.
Ada rasa yang sulit dijelaskan,
yang muncul dengan pertanyaan;
"hatiku buatmu, apa kamu tahu?"
di dalam hati.

Dan sebelum kedua matamu kembali terbuka,
aku terbangun menatap langit-langit kamarku dengan pertanyaan yang sama.

No comments:

Post a Comment

Biarkan Aku Tidur

Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...