Langit dan angin seringkali jadi guyonan kita berdua;
"aku titipkan salam untukmu di langit,
sampaikah sudah?"
"peluk hangatku untukmu kusampaikan lewat angin,
aku yakin kamu pakai jaket."
"sinyalku buruk, tengok-tengok langit ya.
Siapa tahu aku menitip rindu padanya buatmu."
"sebentar--kutitipkan salamku pada langit untukmu,
jangan lupa mengintipnya jika aku tidak ada."
---
Dan belum seharipun sejak kita tidak lagi ada,
aku berhenti menatap langit.
Berharap kecil masih ada pesan yang dikirim dari kamar seberang tangga.
Kumpulan perasaan yang dikemas dalam perjalanan entah kemana; di kereta; di kamar tidur; dan di hati seseorang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Biarkan Aku Tidur
Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...
-
Jam lima tiga puluh sore hari, rintik hujan kian buatku merenung. Yang membesit adalah tangisku yang pecah di pelukmu, dan yang membe...
-
Seorang di antara kamu dan saya, Terlalu sibuk mencari patahan pensil yang hilang. Dimana pada saat yang sama, Seorang di antara kamu ...
-
Hatiku ombak yang ricuh, menggaduh, bergemuruh. Namun matamu riak yang tenang, yang terus lekang, yang teguh saat pasang. Aku ingin b...
No comments:
Post a Comment