Sayang, mengapa kamu kembali?
Menyapa di sela-sela lupaku.
Mengupas kembali yang dulu hilang.
Membuka kembali luka yang belum kering.
Jangan bersikap seperti kamu butuh aku, sayang.
Kemana saja kamu dulu ketika aku masih disana?
Ataukah kini kamu butuh pelukan yang hilang itu?
Namun aku bukan mesin peluk cium, jadi bagaimana?
Aku begitu dendam,
namun pula begitu cinta.
Pikiranmu begitu sempit,
hingga kamu ragu cintaku hanya sekedar ingin memiliki.
Sayangnya ia tidak serendah itu
Ia pula tak segampang itu.
Aku bingung bagaimana cara melepaskan
Kamu bingung bagaimana cara mengartikan
Kita begitu tenggelam dalam tanda tanya,
terlalu dalam mendengarkan lagu sendu
lagu lagu bernada sayu
Sebagian diriku telah lupa kamu.
Namun apakah aku masih setegar aku ketika kita nanti bertemu?
Kumpulan perasaan yang dikemas dalam perjalanan entah kemana; di kereta; di kamar tidur; dan di hati seseorang.
Monday, September 29, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Biarkan Aku Tidur
Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...
-
Jam lima tiga puluh sore hari, rintik hujan kian buatku merenung. Yang membesit adalah tangisku yang pecah di pelukmu, dan yang membe...
-
Seorang di antara kamu dan saya, Terlalu sibuk mencari patahan pensil yang hilang. Dimana pada saat yang sama, Seorang di antara kamu ...
-
Hatiku ombak yang ricuh, menggaduh, bergemuruh. Namun matamu riak yang tenang, yang terus lekang, yang teguh saat pasang. Aku ingin b...
No comments:
Post a Comment