Di kereta tujuan Maja,
kutemukan dia duduk manis di pangkuan ibunya.
Tertawa riang, mengerling manja.
Melompat ke arah ayahnya meminta pelukan,
disambut hangat uluran kedua lengan.
Lengan-lengan lelah yang bercampur dengan mata sayu,
jua pipi itu jatuh di bahu.
Dan di sela tawanya yang panjang,
dan pipi berlesungnya yang terlihat dari belakang,
bunga itu ternyata memilih wajahnya
Di pipi kanan di bawah kantong mata.
Seadanya surut senyumku,
cemasku muncul mulai bersemoga.
Semoga ia tidak merengek dan merobek pipinya
kala ia dewasa nanti
Kumpulan perasaan yang dikemas dalam perjalanan entah kemana; di kereta; di kamar tidur; dan di hati seseorang.
Saturday, June 16, 2018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Biarkan Aku Tidur
Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...
-
Jam lima tiga puluh sore hari, rintik hujan kian buatku merenung. Yang membesit adalah tangisku yang pecah di pelukmu, dan yang membe...
-
Seorang di antara kamu dan saya, Terlalu sibuk mencari patahan pensil yang hilang. Dimana pada saat yang sama, Seorang di antara kamu ...
-
Hatiku ombak yang ricuh, menggaduh, bergemuruh. Namun matamu riak yang tenang, yang terus lekang, yang teguh saat pasang. Aku ingin b...
No comments:
Post a Comment