"Sayang", tuturnya lantang
"juga hari ini bintang hanya dapat dilihat dengan
tubuh terlentang, dan kaki telanjang di antara desir ombak
dan gelombang pasang yang menolak tenang."
Dan seperti kapal yang tersangkut pada karang,
dengan sendu kurekam arah pulang.
Meski hingga saatnya nanti petang datang,
Padang masih cuma sebatas bayang-bayang.
Kumpulan perasaan yang dikemas dalam perjalanan entah kemana; di kereta; di kamar tidur; dan di hati seseorang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Biarkan Aku Tidur
Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...
-
Jam lima tiga puluh sore hari, rintik hujan kian buatku merenung. Yang membesit adalah tangisku yang pecah di pelukmu, dan yang membe...
-
Seorang di antara kamu dan saya, Terlalu sibuk mencari patahan pensil yang hilang. Dimana pada saat yang sama, Seorang di antara kamu ...
-
Hatiku ombak yang ricuh, menggaduh, bergemuruh. Namun matamu riak yang tenang, yang terus lekang, yang teguh saat pasang. Aku ingin b...
No comments:
Post a Comment