Aku membayangkannya duduk di mejanya,
menghadap layar 14" dalam kaos putih kesukaannya
atau kaos biru yang lebih sering ia kenakan
Sambil meneguk teh kemasan yang ia sukai,
matanya turun membaca puisi-puisi
yang adalah dirinya sendiri
--di sini.
Dan waktu malam tiba,
ia mengetik kata "Cinta"
pada layar yang lebih kecil dan menemukan ramainya ia mengemas bahagia.
Ia akan berhenti sejenak melepas kacamata berlensa netralnya,
menutup paksa matanya sambil menghela napas;
lalu menimang-nimang egonya yang duduk di ujung kedua ibu jari
yang gemas membentuk puisi;
"Mungkinkah kita kembali hari ini?"
Kumpulan perasaan yang dikemas dalam perjalanan entah kemana; di kereta; di kamar tidur; dan di hati seseorang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Biarkan Aku Tidur
Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...
-
Jam lima tiga puluh sore hari, rintik hujan kian buatku merenung. Yang membesit adalah tangisku yang pecah di pelukmu, dan yang membe...
-
Seorang di antara kamu dan saya, Terlalu sibuk mencari patahan pensil yang hilang. Dimana pada saat yang sama, Seorang di antara kamu ...
-
Hatiku ombak yang ricuh, menggaduh, bergemuruh. Namun matamu riak yang tenang, yang terus lekang, yang teguh saat pasang. Aku ingin b...
No comments:
Post a Comment