Monday, April 13, 2020

Biarkan Aku Tidur

Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu.
Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu.
Amarah dan kesedihan campur aduk,
Bawah-atas, gigi raham gemerutuk.

Aku mau merajuuuuuuuuuuuuuuuuk.
Aku mau teriak bajingan bangsat bangsat perasaan bangsat bajingan bangsat! sambil lutut sendiri kupeluk. Menangis meraung-raung sampai tembus ke pulau kapuk lalu tetangga bisik-bisik setan mana ini yang merasuk!

Tapi ternyata tidak ada lagi yang bisa keluar dari aku yang membusuk.

Tidak ada raung, tangis, dan yang pilu.

Tidak ada tenaga lagi untuk itu.

Cuma kantuk. Aku cuma mengantuk.

Wednesday, April 8, 2020

Bajingan Dilarang Masuk!

Aku lebih takut pada laki-laki berwajah baik yang bilang dia takut disakiti,
dibanding laki-laki yang birahinya tinggi, masuk perempuan sana-sini.

Karena serigala ya tetap serigala!

Serigala mana yang pura-pura berkawan dengan domba,
berpadang, makan rumput tapi tau-tau menerjang?

Ah.
Itu kau, bajingan!

Friday, November 30, 2018

Lalulah Cawan Ini

Mimpimu terlalu besar buatku,
dan mimpiku terlalu sederhana buatmu.

Kita akan baik-baik saja tanpa intervensi.
Takkan kutuduh mimpimu terlalu tinggi,
dan harusnya tak kau tanyakan mengapa mimpiku cuma segini?

Jangan paksakan masuk di kotakku yang sempit.
Ruangku tidak berspasi, dan napasnyapun sedikit.

Lalulah dariku,
Biar lalulah cawan ini daripadaku!
Biar lalulah mimpimu buatku.

Aku tidak ingin merasa salah
hanya karena inginku sebatas jadi lampu kamar dalam rumah.

Lalulah cawanmu daripadaku.

Lalulah.

Monday, November 19, 2018

Selamat Ulangtahun

Aku ingat ulangtahunmu,
Namun memutuskan tidak berbuat apa-apa,
sekaligus berbuat segalanya di saat yang sama.
Hadiahku adalah selembar kartu ucapan kosong
yang kutitip pada burung dara pak Ompong.

Salah, dan memang tidak akan sampai.

Diam-diam mencoba memenuhi doamu pada Tuhan;
"Tutup saja jendelanya, oh Tuhan!
Biar cepat lengser aku dari ingatannya!"

Tuesday, October 30, 2018

Untuknya; yang belum tahu

Ia manis,
pendam mataku.

Dia mirip bunga Daisy kuning kesukaan ibu

yang merekah mekar sejak hari Sabtu.
Bukan favoritku,
tapi mataku dipaksa memaling tau menahu.

Tenggelam, ku dalam matanya,

mirip lebah yang tersesat di padang bunga.
Manis, manis, manis!
Kutahan diri - Ah, begitu miris.

Sebab matanya bom waktu buatku;

Sudah bulat, pun kilaunya begitu.
Jangan tatap aku dalam-dalam, tolong!
Pesonamu tidak akan muat kusimpan hanya di kolong!

Monday, October 22, 2018

Secinta itukah?

Aku menulis banyak;
dalam ruangan tak berbatas ini
ketika kusadari talinya mau lepas saja
dan baranya tidak lagi ada.

Aku menulis banyak;
dalam kertass-kertas kosong
ketika harinya lowong
dan kita sudah tidak banyak omong.

Aku menulis banyak;
dalam kereta menuju Sudimara
ketika ia memutuskan semua
dan menyudahi yang ada.

Tapi aku tidak menulis apa-apa.
Aku tidak pernah menulis apa-apa.

Saat awal ku jawab tanyanya;
aku juga cinta.

Betulkah secinta itu aku padanya,
bila cintapun tidak kutuang pada tinta?

Friday, October 12, 2018

Bukan Urusanmu!

Kasihan waktu;
yang terlalu diburu egomu.
Jatuh cinta buru-buru,
matinya pun diburu-buru.

Melupakan memang butuh waktu,
dan kau cukup tau itu urusanku!
Cepat, lambat, tepat atau tersesat,
itu bagianku!

Urusanmu hanya menutup pintu!

Biarkan Aku Tidur

Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...