Maumu
apa lagi?
Cintaku
sudah cukup pudar dimakan waktu.
Sempat
aku bodoh menanti,
Namun
kau kian sunyi, pun bersuara kau teriakkan “Pergi!
Jangan
berani kembali.”
Aku
terusik!
Pulang
sudah, kau
--ke
pondokmu, dan jangan tengok-tengok aku
Tatapanmu
yang dulu mendebarkan,
Kini
terlalu memuakkan.
Berhentilah,
percuma.
Kalau
memang cintaku yang kemarin mengetuk pintumu kini,
Oh,
berdoalah, sayang.
Untuk
lupa!
Karena
aku takkan lagi ada.
No comments:
Post a Comment