Aku muak dengan Jakarta.
Jakarta yang sempit namun begitu penuh.
Sesak, dan menusuk.
Yang melayang di udara mayornya bukan lagi O2,
tapi evaporasi keringat dan harum-harum busuk
--yaTuhan, Engkau saja enggan hirup wanginya!
Aku muak dengan Jakarta yang sering berteriak dan penuh makian RW dan B2.
Jakartaku yang penuh, tapi kian kopong.
Mengering, dan membusuk kah--otaknya?
Kepada Jakarta, jam 4 sore;
yang bising dengan klakson, dan langkah yang tergesa
yang panas oleh mesin, dan amarah yang tak redam
Bisakah sekali saja,
kita nikmati senja dalam sunyinya bayangan?
Kumpulan perasaan yang dikemas dalam perjalanan entah kemana; di kereta; di kamar tidur; dan di hati seseorang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Biarkan Aku Tidur
Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...
-
Jam lima tiga puluh sore hari, rintik hujan kian buatku merenung. Yang membesit adalah tangisku yang pecah di pelukmu, dan yang membe...
-
Seorang di antara kamu dan saya, Terlalu sibuk mencari patahan pensil yang hilang. Dimana pada saat yang sama, Seorang di antara kamu ...
-
Hatiku ombak yang ricuh, menggaduh, bergemuruh. Namun matamu riak yang tenang, yang terus lekang, yang teguh saat pasang. Aku ingin b...
No comments:
Post a Comment