Saturday, July 29, 2017

Bagaimana Jika?

Mengenalmu,
dan pola pikirmu
--dua hal asing yang sedang aku dalami,
diam-diam

Tanpa pernah kau dengar,
--juga tak usahlah kau dengar.
Aku, dan teman-temanku membicarakanmu dengan hanya batasan satu telinga
sering dan selalu:

tentang rupamu,
pintarmu,
sampai
bahasan
orangtua kami
pasti
suka
sama
kamu.

sekali pandang.

Dan siapa sangka,
aku yang menanggapinya biasa sejak dulu,
justru jadi satu-satunya yang masih membicarakanmu sekarang

bicara sendiri, aku
dengan jiwaku

Aku ingin bicara leluasa denganmu.
Mendengar politik-politikmu,
yang sejujurnya tidak kumengerti
tapi aku suka.
dan aku mau dengar.
semuanya.

biar aku dengar semuanya.

bicaralah kamu, seharian mungkin pula
aku mendengarkan.
biarlah aku bosan di tengah kebingungan menerka-nerka meninggalnya Munir dalangnya siapa,
dimulai dari pertanyaan "Kamu bahagia gak sama hidupmu?"


Percayalah.
Setiap kamu ada,
aku bahagia.

maafkan kebisuanku,
dan kepura-puraanku terlihat dingin
sejujurnya aku hanya sedang bingung
menyapamu baiknya bagaimana

(biar gak dikacangin aja, sih.)

No comments:

Post a Comment

Biarkan Aku Tidur

Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...