Monday, September 29, 2014

Ya, Kenapa?

Sayang, mengapa kamu kembali?
Menyapa di sela-sela lupaku.
Mengupas kembali yang dulu hilang.
Membuka kembali luka yang belum kering.

Jangan bersikap seperti kamu butuh aku, sayang.
Kemana saja kamu dulu ketika aku masih disana?
Ataukah kini kamu butuh pelukan yang hilang itu?
Namun aku bukan mesin peluk cium, jadi bagaimana?

Aku begitu dendam,
namun pula begitu cinta.

Pikiranmu begitu sempit,
hingga kamu ragu cintaku hanya sekedar ingin memiliki.
Sayangnya ia tidak serendah itu
Ia pula tak segampang itu.

Aku bingung bagaimana cara melepaskan
Kamu bingung bagaimana cara mengartikan

Kita begitu tenggelam dalam tanda tanya,
terlalu dalam mendengarkan lagu sendu
lagu lagu bernada sayu

Sebagian diriku telah lupa kamu.
Namun apakah aku masih setegar aku ketika kita nanti bertemu?

Biarkan Aku Tidur

Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...