Friday, December 12, 2014

Sore

Kutatap kau di bawah sinar yang terang dan hangat
Di saat embun baru menetes dari ujung daun
Ketika wajahmu masih kusut bangun tidur
Dan matamu masih setengah terlelap di tengah dudukmu

Cinta itu pasti jatuh pada orang yang berbeda-beda
Namun kali ini, cinta itu sama
Cuma kamu yang beda dari biasanya

Hatiku jatuh bebas
Menangkap kalimat yang keluar dari sela bibir itu
Aku ingin memelukmu.
Setiap kali kau tertawa, dan setiap kali kau tersenyum

Aku ingin mengenggam isi hatimu
Mengisi kembali hatimu yang tinggal separuh
Yang disia-siakan begitu saja oleh seorang lain yang menganggapmu biasa
Dengan hatiku

Aku ingin memenuhi jiwamu.
Dengan hangat yang tak akan kau selami dalamnya.
Hingga walaupun kau pergi tanpaku,
jiwamu tak akan pernah menggigil dingin sendirian
Karena ada aku.

Cintaku sebesar bagaimana kita bisa bersama walaupun tidak bicara
Sebagaimana aku tidak ingin pergi walaupun kita tak mengucap seutas kata
Sebagaimana kamu juga ingin tinggal walaupun kita berdua diam saja
Sebesar rasa itu.

Aku ingin tau siapa aku?
Untukmu dan untuk hatimu.
Untuk sanubarimu dan untuk jiwamu.

Aku tidak ingin terburu-buru, cinta.
Aku ingin wajar-wajar saja, cinta.
Namun apakah rasa ini wajar bila cinta membuatku ingin terus bersama mu?

Kamu bukan milikku,
Namun bukan juga punya siapa-siapa
Tidak memilikimu saja aku bahagia
Tidakkah kau?

Monday, September 29, 2014

Ya, Kenapa?

Sayang, mengapa kamu kembali?
Menyapa di sela-sela lupaku.
Mengupas kembali yang dulu hilang.
Membuka kembali luka yang belum kering.

Jangan bersikap seperti kamu butuh aku, sayang.
Kemana saja kamu dulu ketika aku masih disana?
Ataukah kini kamu butuh pelukan yang hilang itu?
Namun aku bukan mesin peluk cium, jadi bagaimana?

Aku begitu dendam,
namun pula begitu cinta.

Pikiranmu begitu sempit,
hingga kamu ragu cintaku hanya sekedar ingin memiliki.
Sayangnya ia tidak serendah itu
Ia pula tak segampang itu.

Aku bingung bagaimana cara melepaskan
Kamu bingung bagaimana cara mengartikan

Kita begitu tenggelam dalam tanda tanya,
terlalu dalam mendengarkan lagu sendu
lagu lagu bernada sayu

Sebagian diriku telah lupa kamu.
Namun apakah aku masih setegar aku ketika kita nanti bertemu?

Friday, July 18, 2014

Pinsil

Seorang di antara kamu dan saya,
Terlalu sibuk mencari patahan pensil yang hilang.
Dimana pada saat yang sama,
Seorang di antara kamu dan saya,
Menimang-nimang patahan yang satunya.
Tapi tanpa tau milik siapa itu.

Biarkan Aku Tidur

Aku baru kehilangan ayahku di hari sabtu. Dan pagi ini ada keharusan kehilanganmu. Amarah dan kesedihan campur aduk, Bawah-atas, gigi rah...